Tips Belanja Bijak: Memahami Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan

belanja

Setiap hari, kita sering melihat adegan di toko mainan di mana anak-anak kecil dengan antusias teriak memohon kepada orang tua mereka, “Mamaaa… aku mau itu…”. Fenomena ini tentu tak asing lagi. Bagaimana perasaan dan pemikiran Anda saat menyaksikan momen tersebut? Mungkin Anda berpikir bahwa anak itu sangat manja, merasa iba pada orang tuanya, atau bersyukur bahwa anak Anda tidak bertingkah seperti itu…

Memahami Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan

Namun, pernahkah Anda berintrospeksi, apakah Anda sendiri juga masih memiliki sifat seperti anak kecil itu? Misalnya, saat Anda melihat barang-barang atau pakaian yang menarik, Anda merasa sangat ingin membelinya, terutama saat tanggal gajian menjelang.

Perbedaan antara Anda dengan anak kecil tadi adalah Anda memiliki uang untuk membelinya! Sebagai orang dewasa, tentu Anda mencari justifikasi atas setiap pembelian yang Anda lakukan; mungkin baju pesta Anda sudah usang, atau ada promo menarik untuk handphone, HP lama Anda sudah mulai bermasalah, atau bahkan Anda menggunakan alasan hobi atau “investasi” untuk membenarkan pembelian mainan action figure dan lego.

Sudah waktunya bagi kita untuk meninggalkan sifat kekanak-kanakan dan mengadopsi sikap sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab. Ingat, usia bertambah, tetapi menjadi dewasa adalah sebuah pilihan.

Langkah pertama yang harus kita ambil adalah memahami perbedaan antara kebutuhan (needs) dan keinginan (wants).

Kebutuhan adalah sesuatu yang memang harus dimiliki, sementara keinginan adalah sesuatu yang diinginkan namun tidak selalu diperlukan.

Kita harus berhati-hati dalam menentukan apakah suatu hal merupakan kebutuhan atau keinginan, karena salah penilaian bisa membuat kita bingung dan cenderung menganggap semua hal sebagai kebutuhan. Kita bisa mengingat kembali pelajaran di bangku sekolah, di mana kita belajar bahwa kebutuhan primer manusia terdiri dari tiga hal: sandang (pakaian), papan (tempat tinggal), dan pangan (makanan). Selain itu, ada juga kebutuhan sekunder (hal-hal yang meningkatkan kebahagiaan) dan kebutuhan tersier (kemewahan atau hal-hal berkelas). Kebutuhan sekunder dan tersier sebenarnya sudah termasuk dalam kategori keinginan.

Apakah ini berarti kita hanya boleh membeli kebutuhan primer saja? Tidak juga.

Tentu saja kita juga ingin hidup dengan nyaman, sehingga kadang-kadang kita membutuhkan hiburan dan liburan (kebutuhan sekunder). Demi meningkatkan prestise atau citra diri, mungkin juga kita memerlukan beberapa barang mewah (kebutuhan tersier) seperti iPad, mobil mewah, dan sejenisnya. Yang penting dihindari adalah mengorbankan atau mengabaikan kebutuhan primer demi memenuhi kebutuhan tersier.

Keputusan semacam ini sering kali menjadi akar permasalahan keuangan. Ketika gaji pas-pasan, tapi kita tetap membeli gadget high-end. Karena dana tidak mencukupi, kita akhirnya harus mengambil cicilan 0% selama 24 bulan. Akibatnya, kita terpaksa mengurangi pengeluaran untuk makan dan hanya makan dua kali sehari. Memang sedih, namun itulah kenyataan yang kerap terjadi.


Yuk, eksplorasi artikel Gaya Hidup menarik lainnya di Manasuka Blog yang bisa memberikan wawasan baru:


Tips: Jika Anda ragu apakah suatu pengeluaran termasuk kebutuhan atau keinginan, coba tahan diri untuk tidak melakukannya dalam kurun waktu tertentu. Jika ternyata Anda tidak bisa bertahan tanpa barang atau jasa tersebut selama sebulan penuh, kemungkinan besar itu merupakan kebutuhan.

Sebagian besar pengeluaran sebenarnya sudah jelas, apakah termasuk kebutuhan atau keinginan, namun ada beberapa hal yang berada di area abu-abu. Sebagai contoh, apakah pakaian mewah selalu merupakan keinginan? Belum tentu! Bagi beberapa profesi tertentu, seperti pengacara atau asset manager, pakaian dengan merek mewah bisa jadi merupakan kebutuhan.

Jadi, bagaimana dengan Anda? Sudah bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan?

Anda telah membaca artikel tentang "Tips Belanja Bijak: Memahami Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan". Semoga bermanfaat serta menambah wawasan dan pengetahuan. Terima kasih.

Rekomendasi artikel lainnya

Tentang Penulis: Manasuka

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *