Transformator (Trafo) adalah perangkat listrik yang memiliki fungsi utama untuk mentransfer energi listrik antara dua atau lebih sirkuit listrik melalui induksi elektromagnetik. Perangkat listrik ini memiliki peran yang cukup penting dalam sebuah barang elektronik.
Meskipun fungsi utamanya sebagai media transfer energi listrik ke sirkuit listriknya, namun fungsi trafo secara khusus dapat diuraikan berdasarkan jenis dan cara kerjanya. Oleh karena itu, artikel berikut akan membahas fungsi dari setiap transformator yang ada.
Inilah 18 Jenis Trafo dan Cara Kerjanya
1. Trafo Step-up
Trafo step up adalah jenis trafo yang jumlah lilitan pada bagian sekundernya lebih banyak daripada bagian primer. Tujuannya untuk meningkatkan tegangan. Trafo ini sering diterapkan pada pembangkitan tegangan pada perangkat elektronik, seperti trafo inverter pada TV dan layar LCD. Selain itu, trafo step-up juga umumnya digunakan untuk meningkatkan tegangan AC.
2. Trafo Step-down
Kebalikan dari jenis trafo pertama di atas, trafo step-down bertujuan untuk menurunkan tegangan karena jumlah lilitan pada bagian sekundernya lebih sedikit daripada bagian primer. Jenis trafo ini sering difungsikan sebagai pengurang tegangan.
Trafo step-down umumnya tersedia di toko-toko elektronik dalam berbagai jenis, seperti trafo 1A, 2A, 3A, dan sebagainya. Selain itu, trafo step-down juga digunakan pada perangkat seperti speaker aktif, power amplifier, TV, serta peralatan listrik rumah tangga.
3. Trafo Isolasi
Trafo isolasi memiliki lilitan sekunder yang sama dengan lilitan primer, menjaga tegangan keduanya tetap serupa. Fungsi utama trafo ini terdapat pada inverter yang dapat mengubah tegangan DC menjadi AC tanpa mengubah amplitudenya.
4. Trafo CT dan NonCT
Trafo CT sering digunakan untuk menciptakan rangkaian power supply yang simetris dengan gelombang penuh, seperti yang terdapat pada amplifier. Di sisi lain, trafo NonCT umumnya diterapkan dalam power supply yang tidak simetris dan hanya memiliki dua kutub, yakni positif dan negatif.
5. Trafo Daya
Trafo daya merupakan jenis trafo yang sering digunakan di gardu transmisi dan stasiun pembangkit listrik. Selain itu, trafo daya memiliki dimensi yang besar, sehingga cocok untuk mengalirkan daya listrik dalam jumlah besar. Trafo ini mampu menangani batas maksimal hingga 33 kilo Volt.
6. Trafo Distribusi
Trafo distribusi adalah tipe trafo yang bertugas untuk menyebarkan energi listrik dari sumber pembangkit ke berbagai lokasi, termasuk industri dan rumah pelanggan. Karena tugasnya yang membagi-bagikan energi, trafo ini dikenal sebagai “trafo distribusi”.
7. Trafo PLN
Trafo PLN merupakan jenis trafo yang memiliki peranan sangat krusial dalam penyediaan listrik di negara kita. Ssuai dengan namanya, trafo ini digunakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mengatur peningkatan dan penurunan daya, serta kebutuhan listrik lainnya.
8. Trafo Arus
Trafo arus merupakan tipe trafo yang mengubah arus besar pada bagian primernya, yang biasanya berkisar antara puluhan hingga ribuan ampere, menjadi arus yang lebih kecil pada bagian sekunder, seperti 1A, 5A, atau besaran arus lainnya yang diperlukan.
9. Trafo Autotransformator
Trafo Autotransformator berlilitan tunggal dan memiliki tap tengah, di mana sebagian lilitan primer juga berperan sebagai lilitan sekunder. Arus fase pada lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, memungkinkan penggunaan kawat yang lebih tipis pada lilitan sekunder dibandingkan trafo konvensional.
Keuntungan trafo ini adalah ukurannya kecil dan kerugian dayanya rendah, namun tidak menyediakan isolasi antara lilitan primer dan sekunder. Oleh karena itu, tidak digunakan untuk meningkatkan tegangan lebih dari 1,5 kali.
10. Autotransformator Variabel
Autotransformator variabel adalah perkembangan dari autotransformator standar. Dalam trafo ini, titik jangkar tengah dapat disesuaikan sesuai kebutuhan, mengakibatkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan sekunder menjadi variabel dan tidak tetap.
11. Trafo Pulsa
Trafo pulsa adalah trafo yang didesain khusus untuk menghasilkan gelombang pulsa. Trafo ini menggunakan material inti yang mudah jenuh, sehingga medan magnet akan tetap stabil setelah arus primer mencapai titik tertentu.
Sebagai hasilnya, terjadinya GGL induksi pada lilitan sekunder hanya terjadi ketika terjadi perubahan medan magnet. Trafo ini menghasilkan gelombang pulsa hanya pada saat intinya tidak dalam kondisi jenuh, terutama ketika arus pada lilitan primer berubah arah.
12. Trafo Satu Fasa
Trafo satu fasa menggunakan arus bolak-balik dalam satu fasa dan bergantung pada siklus tegangan dalam satu fasa. Trafo ini memiliki lilitan kumparan yang berhubungan secara magnetis pada inti, dengan dua garis di atas dan bawah untuk menunjukkan terminal belitan primer dan sekunder.
13. Trafo Tiga Fasa
Trafo tiga fasa adalah gabungan dari tiga trafo yang tersambung secara khusus. Lilitan primer pada ketiga trafo ini biasanya dihubungkan dalam konfigurasi bintang (Y), sedangkan lilitan sekundernya dihubungkan dalam konfigurasi delta (Δ).
14. Trafo Tegangan
Trafo tegangan adalah trafo satu fasa yang menurunkan tegangan tinggi atau menengah menjadi tegangan rendah. Biasanya digunakan pada peralatan seperti indikator, sinkronisasi, relay, dan alat pengukur.
15. Trafo Udara (Air Core Transformer)
Salah satu peran utama trafo ini adalah memenuhi kebutuhan pada frekuensi tinggi karena dapat mengurangi kerugian histeris dan kerugian arus eddy yang sering terjadi pada trafo berinti besi. Biasanya digunakan pada aplikasi khusus seperti dalam radio frekuensi (RF) dan aplikasi komunikasi nirkabel.
16. Trafo Besi (Iron Core Transformer)
Salah satu keunggulan trafo dengan inti besi adalah memiliki efisiensi yang lebih baik dan mampu mengurangi kebisingan yang dihasilkan dibanding dengan trafo berinti udara. Trafo ini umum digunakan dalam aplikasi dengan frekuensi rendah dan tinggi, seperti dalam distribusi listrik rumah tangga.
17. Trafo Ferit (Ferrite Core Transformer)
Ferit memiliki permeabilitas yang lebih tinggi daripada udara, sehingga cocok untuk frekuensi tinggi karena kerugiannya lebih rendah. Jenis trafo ini sering digunakan dalam peralatan elektronik seperti komputer, peralatan telekomunikasi, dan peralatan elektronik frekuensi tinggi lainnya.
18. Trafo Toroidal (Toroidal Transformer)
Secara praktis, trafo berinti toroidal sering digunakan untuk hasil kinerja listrik yang lebih baik. Trafo ini umumnya digunakan dalam aplikasi yang memerlukan kestabilan tegangan dan kebisingan yang rendah seperti dalam peralatan audio, elektronik rumah tangga, dan peralatan medis.
Itulah tadi penjelasan mengenai jenis-jenis trafo dan cara kerjanya. Semoga menjadi tambahan informasi yang bermanfaat bagi para pembaca.