Merupakan hal yang wajar apabila orang tua khawatir ketika melihat anaknya cenderung pendiam atau lebih dikenal dengan istilah introvert. Anak dengan kepribadian ini sulit untuk bersosialisasi dengan orang lain, termasuk teman sebayanya.
Dalam ilmu psikologi, jenis kepribadian terbagi menjadi 3 yaitu introvert, ekstrovert, dan ambivert. Untuk pembahasan kali ini akan mengulas mengenai cara mengajari anak introvert bersosialisasi agar memiliki tingkat kepercayaan tinggi.
5 Cara Mengajari Anak Introvert Bersosialisasi
Bagi anak introvert, bersosialisasi merupakan kegiatan melelahkan. Oleh karenanya, mereka lebih memilih untuk berdiam diri.
Perlu diingat bahwa ada beberapa penyebab anak memiliki kepribadian introvert. Bisa karena bullying, sejak kecil jarang diajak bersosialisasi, atau orang tua yang terlalu over protektif. Lalu bagaimana cara untuk mengatasinya? Berikut caranya:
1. Perkenalkan Anak Pada Situasi Baru Secara Perlahan
Seperti anak pada umumnya, pada dasarnya anak introvert juga memiliki rasa ingin tahu tinggi. Hanya saja mereka cenderung malu jika sudah berkaitan dengan lingkungan sosial. Sebagai solusinya, orang tua perlu memperkenalkan kepada anak situasi baru secara berkala.
Jangan langsung memaksanya untuk berkenalan dengan orang banyak. Takutnya malah membuat si kecil trauma dan takut bersosialisasi.
Sebelum mengenalkan anak introvert pada situasi baru, terlebih dahulu jelaskan pada mereka apa yang terjadi di tempat yang dituju. Selanjutnya, tunjukkan kegiatan menyenangkan yang membuatnya merasa nyaman.
2. Dorong Anak Menumbuhkan Persahabatan
Saat anak sudah mulai menunjukkan sifat pendiam, dorong mereka menumbuhkan persahabatan, misalnya pada anak teman Anda, tetangga rumah, atau teman di sekolah. Jangan biarkan mereka menarik diri dari lingkungan sosial secara berlebihan.
Namun, jangan sampai terlalu memaksa apalagi sampai memarahinya habis-habisan. Agar lebih efektif, amati alasan kepribadian tersebut muncul pada buah hati.
Ada kalanya kepribadian introvert muncul karena dirinya merasa diabaikan oleh orang-orang di sekitarnya, termasuk orang tuanya. Kepribadian introvert juga bisa saja muncul pada anak korban broken home.
3. Libatkan Introvert dengan Kegiatan Menarik
Anak dengan kepribadian introvert terbilang lebih pemalu. Hanya saja, ketika sudah menemukan kenyamanan, maka sifat pemalunya tidak begitu mendominasi. Malah terkadang mereka lebih aktif berbicara dan berinteraksi dengan orang di sekitarnya.
Poin paling pentingnya adalah pastikan untuk menumbuhkan kenyamanan terlebih dahulu. Nantinya anak introvert akan menyesuaikan diri, meski pada beberapa orang membutuhkan proses yang lama.
Karena anak introvert umumnya menyukai kegiatan yang membuat otaknya aktif berpikir, Anda bisa mengajaknya bersosialisasi dengan membawakan mainan kesukaannya. Minta mereka mengajak teman sebayanya untuk bermain bersama juga.
4. Beri Contoh Perilaku Sosial
Selain berinteraksi dengan lingkungan sosial, bunda juga perlu memberi contoh perilaku sosial. Paling penting adalah terkait tolong-menolong dan berbagi kepada orang di sekitarnya.
Ajarkan juga sopan-santun, misalnya dengan menyapa orang lain yang dikenal saat berpapasan di jalan. Meski awalnya malu-malu, tetapi ketika orang tua memberikan contoh, biasanya anak introvert akan mengikutinya.
Pastikan untuk melakukannya secara berkala, jangan hanya satu atau dua kali, karena prosesnya bisa memakan waktu lama.
5. Jangan Terlalu Menekan
Apabila anak tidak menunjukkan perubahan, orang tua tidak boleh sampai terlalu menekan, apalagi sampai berkata kasar atau memukul mereka.
Perbuatan seperti itu malah memunculkan trauma mendalam yang tidak akan pernah anak lupakan. Umumnya, dampaknya baru terlihat ketika mereka sudah memasuki usia remaja hingga dewasa.
Terkadang, ada gangguan kepribadian yang dialaminya, bisa dalam bentuk depresi, perilaku yang dibuat-buat karena takut dimarahi orang tua, atau lainnya.
Memiliki anak introvert pada dasarnya ada plus dan minusnya tersendiri. Tidak perlu memaksanya untuk selalu ramah pada semua orang. Cukup ajarkan bagaimana cara bersikap yang tepat ketika berada di lingkungan sosial.