Memiliki sifat pendendam adalah sebuah penyakit yang sebisa mungkin dihilangkan dari diri kita. Sifat ini dapat memicu konflik yang berkepanjangan dengan orang lain dan hanya akan membuat hidup tidak tenang.
Untuk menghilangkan sifat pendendam ini, ada beberapa tips yang dapat dilakukan. Namun sebelumnya, Anda juga mesti mengetahui apa saja efek berbahaya akibat sifat pendendam tersebut bagi jiwa dan pikiran Anda.
5 Dampak Menyimpan Rasa Dendam
Menyimpan rasa dendam di dalam diri tentu saja akan berbahaya bagi pikiran kita. Pikiran akan dipenuhi dengan emosi-emosi negatif hingga dapat mengakibatkan Anda melakukan perilaku tidak baik.
Selain pikiran, kondisi fisik Anda juga bisa terkena dampak sebagai konsekuensi dari rasa dendam yang terus bersarang dalam diri Anda. Berikut ini beberapa dampak buruk dari sifat pendendam :
- Menganggu susunan hormon dalam otak, di mana hormon kortisol yang biasanya dihasilkan ketika mendapat tekanan mental yang besar, seperti mendendam, akan menekan kerja hormon oksitosin yang justru diperlukan untuk kesehatan emosi dan sosial.
- Memicu stress hingga gaya hidup yang tidak sehat sebagai dampak dari stress tersebut.
- Memicu rasa nyeri yang lebih kronis pada bagian-bagin tubuh tertentu.
- Meningkatkan risiko penyakit jantung karena tekanan darah tinggi sebagai akibat dari penumpukan emosi negatif dalam diri.
- Memicu penuaan biologis organ dalam tubuh yang lebih cepat, atau dapat disebut penuaan dini.
Cara Menghilangkan Rasa Dendam
Menghilangkan sifat dendam memang bukan suatu hal yang mudah, sebab hal ini juga berasal dari reaksi alamiah tubuh kita. Namun bukan berarti tidak mungkin untuk dilakukan. Ada beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mengatasi sifat buruk satu ini, yaitu :
1. Belajar Ikhlas dan Memaafkan
Dalam menanggapi perilaku orang lain yang buruk pada kita, memaafkan tindakannya adalah solusi paling sehat yang bisa dilakukan. Memaafkan tentu saja bukan semena-mena menolerir perilaku tersebut, namun memaafkan adalah upaya untuk memutus emosi negatif yang dihasilkan dari hal ini.
2. Berdamai dengan Segala Kondisi yang Telah Terjadi
Berdamai dengan diri dan segala kondisi yang telah berlalu adalah obat terbaik untuk mendapatkan hidup yang lebih bahagia. Berdamai dengan keadaan adalah upaya untuk menerima segala ketentuan yang telah Tuhan gariskan di dunia. Hal ini dapat mengingatkan kita bahwa tidak semua hal dapat terjadi sesuai dengan apa yang kita harapkan.
3. Memetik Hikmah
Daripada terus meratapi segala hal yang telah terjadi, mengambil pelajaran dari hal tersebut justru lebih baik. Jika seseorang berlaku buruk pada kita, maka bersyukurlah, sebab dengan begitu kita dapat mengetahui bahwa orang tersebut tidak cocok untuk kita.
4. Jangan Memendam Perasaan Terlalu Berlebihan
Mengungkapkan perasaan adalah teknik jitu yang dapat dilakukan untuk menghindari stress dan depresi. Dengan melepaskan segala hal yang dirasakan melalui pengakuan, umumnya seseorang akan jauh lebih rileks dan mengurangi tekanan mental yang ada, termasuk ketika ia sedang marah dan merasa dendam.
5. Belajar Memahami Sudut Pandang Orang Lain
Ada satu hal lagi yang perlu dijadikan kunci untuk memupuk perasaan tenang dan damai dalam diri terhadap semua yang terjadi, yaitu memahami bahwa tidak semua orang memliki pemahaman yang sama dengan kita. Pada dasarnya, tidak ada pribadi yang benar-benar jahat di dunia ini, mereka hanya tidak cocok saja dengan konsep kepribadian yang kita miliki.
Menjadi pendendam tidak akan mendatangkan kebaikan, justru akan menjadikan hati Anda terus diliputi rasa sakit dan amarah. Fokus dan perhatian Anda hanya sebatas bagaimana cara melampiaskan dendam tersebut, sehingga Anda banyak melewatkan hal-hal yang lebih penting dan bermanfaat.