Dalam konteks ini, literasi media mengacu pada kemampuan individu untuk merespons, menganalisis, mengevaluasi, dan menyampaikan informasi yang ditemukan dalam berbagai bentuk media. Ketika mengakses media massa, literasi media melibatkan sejumlah perspektif yang digunakan secara aktif untuk menginterpretasikan pesan yang dihadapi dalam media massa. Walau terdapat beragam interpretasi tentang literasi media yang diajukan oleh berbagai sumber, secara umum, ada konsensus bahwa literasi media berkaitan dengan kemampuan individu untuk mengambil kendali terhadap media yang mereka konsumsi.
Identifikasi tentang Literasi Media
Dilansir dari situs Literasi Publik, Keterampilan literasi media mencakup kemampuan untuk mengevaluasi makna dalam pesan-pesan yang beragam, mengatur makna tersebut agar relevan, serta menyusun pesan untuk komunikasi kepada orang lain. Pada dasarnya, tujuan literasi media adalah untuk mengembangkan kemampuan kritis dalam diri individu saat berinteraksi dengan media. Pentingnya kemampuan berpikir kritis sangat ditekankan dalam gerakan literasi media.
Literasi media sendiri bertujuan untuk, terutama, memberikan kesadaran kritis terhadap khalayak sehingga lebih berdaya di hadapan media.
Art Silverblatt menekankan pengertian literasi media pada beberapa elemen, di antaranya: (1) kesadaran akan pengaruh media terhadap individu dan sosial; (2) pemahaman akan proses komunikasi massa; (3) pengembangan strategi untuk menganalisis dan mendiskusikan pesan media; (4) kesadaran bahwa isi media adalah teks yang menggambarkan kebudayaan dan diri kita sendiri pada saat ini; dan (5) mengembangkan kesenangan, pemahaman, dan penghargaan terhadap isi media. Baran menambahkan elemen lain ke dalam kerangka literasi media, termasuk pemahaman tentang etika dan tanggung jawab praktisi media, serta kemampuan untuk memproduksi konten media dengan cara yang tepat dan efektif.
Tujuan Literasi Media
Silverblatt juga mengidentifikasi empat tujuan utama dari literasi media, yakni kesadaran kritis, diskusi, kemampuan untuk memilih secara kritis, dan partisipasi sosial. Di antara tujuan tersebut, kesadaran kritis memiliki peran utama dalam membantu khalayak memperoleh informasi yang akurat terkait liputan media dengan melakukan perbandingan kritis antara berbagai sumber media.
Hal ini meliputi peningkatan kesadaran tentang pengaruh media dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan untuk mengartikan pesan media, pengembangan sensitivitas terhadap program-program sebagai sarana memahami budaya, pengetahuan tentang hubungan antara pemilik media dan pemerintah yang mempengaruhi konten media, serta pertimbangan terhadap peran media dalam pengambilan keputusan individu.
Tujuan pokok dari literasi media adalah mengajarkan khalayak untuk memiliki pandangan kritis terhadap realitas media. Ini karena media bukanlah entitas yang netral. Media selalu membawa nilai-nilai, termasuk nilai-nilai ekonomi, politik, dan budaya. Keseluruhannya memberikan dampak bagi individu bagaimana ia menjalani kehidupan sehari-hari.
Literasi media dapat dianggap sebagai perlindungan bagi khalayak agar dapat bersikap kritis terhadap konten media, sambil juga membantu mengidentifikasi informasi yang penting dari media. Literasi media diperlukan di tengah kejenuhan informasi, tingginya terpaan media, dan berbagai permasalahan dalam informasi tersebut yang mengepung kehidupan kita sehari-hari.
Untuk itu, khalayak harus bisa mengontrol informasi atau pesan yang diterima. Literasi media memberikan panduan tentang bagaimana mengambil kontrol atas informasi yang disediakan oleh media. Individu yang memiliki tingkat literasi media yang tinggi akan lebih mampu membedakan antara realitas dan konstruksi media.
Orang tersebut juga akan mempunyai peta yang lebih jelas untuk membantu menentukan arah dalam dunia media secara lebih baik. Dengan kata lain, semakin tinggi literasi media seseorang, semakin besar kemampuannya untuk membentuk kehidupan sesuai dengan kehendaknya, daripada membiarkan media yang membentuk kehidupan sesuai dengan keinginannya.
Menurut James Potter, literasi media dibangun melalui tiga aspek utama, yaitu personal locus, struktur pengetahuan, dan keterampilan. Personal locus merupakan tujuan dan kendali kita akan informasi. Ketika kita menyadari akan informasi yang kita butuhkan, maka kesadaran kita akan menuntun untuk melakukan proses pemilihan informasi secara lebih cepat, pun sebaliknya. Struktur pengetahuan mencakup sejumlah informasi yang teratur dalam pikiran kita. Dalam literasi media, struktur pengetahuan yang solid tentang dampak media, isi media, industri media, realitas dunia, dan identitas pribadi sangatlah penting. Keterampilan adalah alat yang kita gunakan untuk meningkatkan kemampuan literasi media kita. Sumber: Literasi Media.